Kamis, 01 Juli 2010

10 Penyakit Aneh yang Belum Diketahui Penyebabnya

Morgellons
Menurut Morgellons Research Foundation, merangkan, menggigit dan sensasi menyengat, dan adanya warna biru, hitam atau merah di kulit, karakteristik ini ditemui pada 14,000 orang menurut Foundation. 

Penyakit ini sering disertai rasa lelah, kehilangan ingatan jangka pendek, sakit persendian dan perubahan pengelihatan. Kondisi ini disebut Morgellons pada tahun 2002 oleh seorang ibu yang yakin bahwa anaknya yang berusia dua tahun menderita penyakit ini. Nama ini berasal dari abad ke 17 dari penyakit kulit yang ditemukan di Perancis, saat anak-anak meninggal setelah mengalami 'dark hair.'Akan tetapi banyak debat mengenai kondisi ini.

Pada Maret tahun 2008, Jurnal Dermatologic Therapy melaporkan bahwa bahwa kebanyakan dokter percaya bahwa ini merupakan bentuk delusi, yang secara salah penderita percaya bahwa mereka terinfeksi oleh parasit. Sebagai konsekuensi, serat di kulit dianggap seperti tekstil, terlihat seperti mengeluarkan panu yang dihasilkan dari kondisi yang biasanya sebagai sejenis penyakit kulit atau kurap. CDC Amerika Serikat belum lama ini mengumumkan akan menyelidiki penyakit setelah peningkatna jumlah di Masyarakat.

Progeria
Progeria merupakan bawaan sejak lahir, yang berarti cacat atau kerusakan pada fetus. Menderita dari penyakit fatal ini menyerupai bentuk penuaan premature, tetapi meninggal pada usia 13 tahun.

Penundaan perkembangan yang mendalam mulai pada usia 24 bulan, membuat perkembangan wajah yang tidak normal seperti proporsi wajah yang kecil, membusung, mata yang menonjol dan rahang yang tidak berkembang. Pada usia dua tahun, kehilangan akar rambut, alis, dan bulu mata.

National Organization of Rare Disorders (NORD)dari Amerika Serikat menyebutkan bahwa penderita dapat kehilangan lapisan lemak dibalik kulit, pada waktunya, kehilangan elastisitas di dinding arteri, yang menyebabkan kefatalan berupa serangan jantung atau strok pada 90% penderita.

Alergi Air
Diketahui hanya mempengaruhi 30 orang, alergi air atau "aquagenic urticaria" sangatlah jarang, tetapi keberadaannya dikonfirmasikan oleh Medical Review Board. Penderita terlihat alergi terhadap air. Biasanya terjadi pada usia lanjut, dan sering menjadi konsekuensi dari ketidakseimbangan hormone yang dibawa sejak lahir.

Satu kasus yang terjadi di Inggris April tahun ini, tidak dapat minum air atau terkena hujan karena kulitnya menjadi ruam merah. Dia hanya dapat mandi maksimum 10 detik per minggu dan hanya dapat minum diet coke. Ini tidaklah murni alergi akan tetapi, hiper sensitifitas terhadap ion yang ditemukan pada air yang tidak disaring.

Sindrom Aksen Asing
Penderita sindrom ini dapat berbicara dengan menggunakan aksen asing yang tidak dikenali. Hanya 60 kasus yang pernah terekam. Para dokter mengidentifikasikan ini sebagai gangguan kejiwaan, tetapi pada tahun 2002 para peneliti di Oxford University, Inggris mengobservasi penderita memiliki abnormalitas otak, yang menyebabkan perubahan nada bicara, jarak suara vokal dan ketidaksesuaian lainnya.

Menurut jurnal Neurolinguistics, penderita tidak perlu terekspos pada aksen yang mereka adopsi: suara baru mereka tidak secara langsung berbicara dengan aksen asing, tetapi perubahan pembicaraan sering menarik perhatian kemiripan dengan aksen lain di dunia. Kasus pertama terjadi pada wanita Norwegia pada tahun 1941, yang dapat menggunakan aksen Jerman dengan jelas dan diasingkan dari komunitasnya.

Mati ketawa
Mati ketawa, biasanya dikenal dengan Kuru, sangat eksklusif untuk suku bangsa Foreorang dari New Guinea. Penyakit, yang karakteristiknya ditandai dengan ledakan ketawa yang berlebihan, menjadi berita utama pada tahun 1950 dan menarik perhatian dokter dari berbagai belahan dunia.

Ahli fisik dari Amerika Serikat dan Australia mengobservasi pria dan wanita dengan menggoyangkan bagian tubuhnya, yang surut dengan beristirahat, akan tetapi sebulan atau tiga bulan kemudian penderita akan mulai bergoyang (sway) dan berbicara tersendat-sendat, kehilangan kemampuan mereka untuk berdiri, menjadi juling dan kehilangan kemampuan berbicara sebelum pada akhirnya meninggal.

The National Institute of Neurological Disorders and Stroke melaporkan pengujian terhadap korban yang meninggal menunjukan bahwa kematian diakibatkan lubang di bagian otak "swiss-cheesing."

Akan tetapi, ahli fisik Amerika Carleton Gajdusek mengusahakan infeksi telah terlampaui dengan menghilangkan kebiasaan memakan anggota keluarga yang telah mneinggal. Saat kanibalisme dihilangkan, epidemik menghilang. Pada tahun 1976 Gajdusek dianugerahi hadiah nobel untuk hasil kerjanya.

Fibrodysplasia ossificans progressiva (FOP)
Pada tahun 1938, saat penduduk Amerika Harry Eastlack berusia lima tahun, dia menderita patah kaki. Patahan tersebut tidka bersifat permanen, pinggulnya dan dengkulnya mengeras dan, secara aneh tulang tumbuh pada otot di bagian pahanya. Pada usia pertengahan 20 tahun, ruas tulang belakangnya mulai melebur bersamaan. Saat dia meninggal pada usia 39 tahun pada tahun 1973, dia hanya mampu menggerakan bibirnya saja.



Dia menderita fibrodysplasia ossificans progressiva (FOP), sebuah penyakit langka yang diderita satu dari dua juta orang, dimana otot tubuh dan ligament mengalami metamorphosis aneh, biasanya berubah menjadi tulang.

Ini merupakan kondisi yang dibawa dari lahir dan dikarakterisasikan dengan bentuk yang berbeda dari jempol kaki yang terlihat saat lahir. Eastlack mendonasikan tulangnya untuk penelitian akan penyakit ini, dan ini dipajang di Mutter Museum, Philadelphia. International FOP Association meneruskan penelitian kondisi yang amat jarang ini.

Alice in Wonderland syndrome
Menurut handbook Oxford Handbook Clinical Medicine, penderita Alice in Wonderland syndrome melihat semua objek lebih kecil dari diri mereka. Kondisi ini, juga dikenal sebagai pandangan micropsia atau Lillliput, dapat juga mempengaruhi indera pendengaran, peraba dan persepsi seseoarang akan body image.

Sindrom ini dihubungkan dengan sakit kepala karena migraine dan diberi nama dengan karya Lewis Carroll yaitu petualangan Alice in Wonderland, dimana Alice mengalamai berbagai pengalaman aneh yang serupa dengan apa yang mungkin saja dialami oleh penderita micropsia. Fakta bahwa penderita sindrom ini mengalami migraine juga terdokumentasi dengan baik, dan beberapa spekulasi bahwa penderita mengalami berbagai alur dalam proses kerjanya.

Porphyria
Urine dan feces yang berwarna ungu membuat porphyria tidak terlalu dikenal, sebagaimana fakta "gila atau mad" pada abad ke 18 dimana Raja Inggris King George III menderita penyakit ini. Porphyria menyebabkan komplikasi dalam produksi ‘heme’, sebuah protein yang vital untuk sel darah merah, dan mempengaruhi kulit dan system saraf. Serangan ini menyebabkan sakit perut, kram di bagian perut, mual, muntah dan sembelit.

NORD juga memiliki gejala lain termasuk peningkatan sensitifitas terhadap sinar matahari, rasa gatal dan pembengkakan. Peningkatan pertumbuhan rambut dibagian dahi juga mungkin saja terjadi.

Racun merupakan hasil dari kegagalan produksi heme yang dapat mempengaruhi perwarnaan di daerah lain, terutama setelah terkena sinar matahari. Terkadang gigi dan kuku jari dapat menjadi kemerahan. Keracunan ini dapat menyebabkan urin dan feces menjadi gelap. Mary Queen of Scots, Vincent Van Gogh, dan King Nebuchadnezzar dari Babylon juga menderita penyakit ini.

Pica
Magpie, nama Latin pica, orang akan memakan apa pun dan juga akan menderita sindrom pica. Kebanyakan wnita hamil dan anak-anak, penderita memiliki selera makan untuk substansi non-nutrisi, seperti cat, tanah liat, plaster atau kotoran, atau bentuk lain yang merupakan bentuk makanan mentah seperti beras, tepung atau garam.

Ini dapat dikatakan sebagai pica apabila selera makan tersebut berlangsung selama lebih dari satu bulan dimana objek makanan yang berkembangan tidaklah tepat. Penelitian medis secara tipis dihubungkan dengan kekurangan mineral, tetapi menurut NORD, para ahli belum menemukan penyebab utama atau penyembuhan untuk gangguan ini.

Moebius syndrome
Moebius sangatlah jarang, secara genetic dan karakteristik nya adalah kelumpuhan wajah. Penderita tidak dapat menutup mata mereka, menggerakan wajah, atau membentuk ekpresi wajah. Abnormalitas bagian tubuh seperti berkumpulnya kaki dan kehilangan jari juga sering terjadi. Menurut Moebius Syndrome Foundation,kebanyakan kasus sangat asing, tanpa catatan sejarah keluarga dan penderita memiliki sejarah hidup panjang dan sehat.

Anggota keluarga sering belajar mengenali bahasa tubuh, postur, dan tekanan suara sebagai alat komunikasi emosi, dan kadang mengklaim mereka lupa bahwa orang tersebut menderita kelumpuhan wajah juga.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dalam rangka menambah pengetahuan kami, diharapkan untuk memberikan komentar atas artikel kami. Trimakasih.

Perhatian!

| Boleh Copy paste, tapi kalo anda tidak keberatan mohon cantumkan sumber dengan linkback blog ini. |

Silahkan gabung!